Minggu pagi 2 minggu lalu, satu bbm masuk, berisi gambar..
Eh ternyata gambar potongan tulisan saya yang (lagi-lagi) dimuat.. Kalau di
site, mau Minggu lah, Sabtu, hari besar (kecuali Idul Fitri, Idul Adha dan
Natal), kita tetap aja bekerja. Begitu terima bbm itu, langsung semangat bekerja di Minggu pagi, hehe..
Apalagi pas tahu ternyata tulisan saya dimuat 1 halaman full, tanpa
selingan artikel lain maupun iklan. Feels such as my honour deh, hehe..
Kalau kata Mas Deny, editor Koran PR, 1 halaman penuh buat terapi recovery saya
abis balik dari RS, hehe.. Alhamdullillah..
Back to my writing, tulisan saya yang dimuat itu tentang Tanjung Isuy,
sebuah kampung budaya di pedalaman Kutai Barat, Kaltim. Lokasinya nggak begitu
jauh dari site tempat saya bertugas. Ternyata, menurut teman-teman saya yang
asli Tanjung Isuy atau daerah sekitarnya, kampung ini dulunya seringkali
didatangi para wisatawan mancanegara. Bahkan, bisa dalam 1 minggu ada beberapa
turis asing yang datang.
Tanjung Isuy sendiri juga disebut dalam buku karangan Lorne Blair, seorang warga negara Inggris, yang berjudul River Gems: A Borneo Journal. Buku ini saya baca nggak sengaja saat jalan-jalan ke Sea World pas cuti roster beberapa bulan lalu.
Ada beberapa kalimat menarik dari Lorne Blair dalam buku tersebut yang saya
kutip tentang Tanjung Isuy dan Danau Jempang, salah satunya yang saya cantumkan
sebagai kalimat pembuka tulisan saya yang dimuat itu.
Terus terang saya nggak mikirin honor kalau ada tulisan saya yang dimuat.
Terlebih ketika yang dimuat adalah tulisan saya yang menceritakan
wilayah-wilayah dekat site tempat saya bertugas.
As I have ever wrote before, ada sebuah keinginan untuk bisa memberikan sesuatu
secara pribadi bagi tempat-tempat saya bertugas. Saya suka belajar adat dan
budaya, senang jalan-jalan, dan passionate about
writing. Apa lagi yang saya bisa lakukan selain menulis
keindahan seni dan budaya mereka, dan menyebarluaskannya sehingga masyarakat di
luar wilayah tersebut menjadi tahu. Paling tidak, tulisan saya bisa membuat
masyarakat di tempat lain, entah di Kaltim sendiri maupun luar Kaltim menjadi
tahu atau lebih tahu tentang wilayah ini, atau bahkan kemudian tertarik untuk
datang berkunjung.
Meski kecil, tapi semoga apa yang saya lakukan sedikit banyak bisa membawa
manfaat buat daerah tersebut. Itulah yang membuat saya sama sekali nggak
mikirin honor, bukan karena udah nggak butuh duit, tapi saat apa yang saya
inginkan dan usahakan terwujud, rasanya more than seneng banget banget,
hehe..
At least, one day, saya juga jadi punya bahan untuk bercerita ke anak atau cucu saya
kelak J
Anyway, Project Manager saya, he is South African and in his first year
in Indonesia, sempat melihat artikel saya itu. Saya yakin deh beliau tidak terlalu mengerti dengan apa yang saya tulis karena dalam Bahasa Indonesia, namun dari
sekretarisnya saya copy jika beliau akan mengajak istrinya untuk berkunjung ke
Tanjung Isuy saat libur Natal mendatang :)
Tulisan tentang Tanjung Isuy saya publish habis postingan ini ya, sapa tahu
nanti ada lagi yang jadi pengen ikutan berkunjung ke kampung budaya nan memikat
ini J