(Masih Tentang) Indahnya Belitung

Several countries have issued travel warnings not to visit Indonesia. It is now your time to make a statement that Indonesia is too beautiful to be passed.
-Tulisan di tas Mbak Tety, teman baru dari IndoNikon Trip ke Belitung-
------------------------------------
Saya tahu Belitung sejak saya kecil. Bukan hanya karena Belitung ada dalam mata pelajaran IPS waktu saya SD, tapi juga dari cerita Mama dan Nenek saya yang berasal dari Muntok, Bangka, pulau di sebelah Belitung. Namun baru itu saja yang saya tahu: Belitung, pulau di sebelah pulau kampung halaman Nenek saya.
Hingga saya membaca novel dan menonton film Laskar Pelangi, dari situlah saya mulai mendapatkan bayangan seperti apa gambaran rupa Pulau Belitung. Akhirnya, setelah sekian lama memendam keinginan untuk ke Belitung, tulisan ‘Selamat Datang di Negeri Laskar Pelangi’ seolah menjadi ucapan selamat datang begitu saya sampai Bandara Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, bersama beberapa teman dari klub foto IndoNikon.
Dari Mas Jojing, tour guide yang menjemput di Bandara, saya baru tahu jika sejak Laskar Pelangi meledak di pasaran, nama film itu lantas digunakan sebagai salah satu ikon wisata untuk Belitung.  

Tapi tak mengherankan jika Belitung kini gencar dipromosikan menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.
Begitu mobil jemputan trip IndoNikon mulai meninggalkan area bandara, sepanjang jalan yang saya lihat adalah pemadangan yang teduh dan asri. Tak berapa lama dari saat kami meninggalkan bandara, pinggiran pantai terlihat di sisi kiri jalan.
Keindahan yang saya lihat di sepanjang jalan masih belum seberapa. Perjalanan laut menuju Pulau Lengkuas dari Tanjung Kelayang yang menjadi tempat sandaran kapal merupakan sebuah amazing journey.
Air lautnya jernih banget, berwarna hijau dan sesekali kelihatan berkilauan terkena sinar matahari. Bebatuan granit tampak menjulang di tengah-tengah lautan. Saking beningnya air laut, banyak terumbu karang dapat dengan mudah dilihat dari atas permukaan air laut. Satu hal yang paling saya suka dari laut Belitung, tidak ada sampah di sepanjang laut.
Dari puncak Menara Mercusuar setinggi lebih kurang 50 meter di Pulau Lengkuas, keindahan Belitung terasa begitu nyata. Satu kata yang saya ucapkan untuk Belitung saat itu: luar biasa (eh, jadi 2 kata ya? :D). Semua yang ada di depan saya: air laut, kapal, pohon kelapa, pasir putih, dan bebatuan granit, membentuk satu kombinasi yang sangat cantik.

Sedikit gambar dari keindahan Belitung, diambil dari lantai 16-18 Menara Mercusuar P. Lengkuas
Tak hanya wisata alamnya yang memukau, Belitung juga menyuguhkan wisata kuliner yang begitu memanjakan lidah. Ikan bulan masak pedas, cumi-cumi goreng plus sambal kecap atau udang bakarnya, meminjam istilah Pak Bondan, mak nyus banget :)

Di hari terakhir trip, saya dan teman-teman diajak oleh salah satu tour guide mengunjungi pantai yang letaknya di belakang cottage tempat kita menginap di Pulau Babi. Pantainya tak kalah cantik dengan pantai di Pulau Lengkuas. Bening, dua bintang laut terlihat jelas di bawah kilauan air.


Sepasang bintang laut
Yippe, di sini juga saya tak hanya bisa melihat tapi juga memegang langsung si bintang laut :D.
 
Maaf ya narsis sedikit :)
Masih banyak lagi keindahan lain dari Belitung yang terlalu panjang jika semua saya ceritakan di sini. Tak terhitung berapa banyak spot di sana yang mengundang decak kagum.

Dan saya yakin, keindahan-keindahan seperti ini tidak hanya akan saya temukan di Belitung, tapi juga di tempat-tempat lain di seluruh negeri ini.  Itulah sebabnya saya sama sekali tidak pernah tergiur ajakan teman-teman saya untuk pergi berwisata belanja ke negeri tetangga sebelah, karena bagi saya, keindahan alam seperti ini tidak sebanding dengan sekedar wisata belanja :)
0 Responses