Ditulis entah beberapa
bulan lalu, baru sempet diposting sekarang.. Di sela-sela waktu kuliah J
-----------------------------------------------------------
Sebelum dan sesudah tulisan Singkawang, sebenarnya ada 2 tulisan lagi yang
juga dimuat di Koran Pikiran Rakyat, yaitu tulisan tentang Pasar Apung Lok
Baintan di Kalimantan Selatan pada akhir tahun 2012 lalu.
Sementara tulisan yang dimuat setelah pemuatan tulisan Singkawang mengenai
budaya warga Dayak Kenyak di Desa Wisata Pampang, Samarinda Pampang.
Dua tempat itu punya arti khusus buat saya.
Kalimantan Selatan. Tiba-tiba saja pengen ke sana di bulan Oktober tahun
lalu.
Actually I’ve been quite fragile at that time. Ada beberapa pikiran,
termasuk rasa sesal karena orang tua saya berangkat haji dan saya nggak dapat
ijin untuk meninggalkan site.
I've searched for a calm place. Tiba-tiba aja, mak senik, muncul pikiran pengen
ke Kalsel. Untungnya banyak teman-teman site yang asli dari Banjar. Dari mereka
saya jadi dapat info tentang penginapan, tempat-tempat wisata yang ada di sana
termasuk akses menjangkaunya.
So far, lancar, dan mendamaikan hati. Wisata religi juga saya di sana,
sholat 5 waktu dari satu masjid ke masjid lain. When I got back to Jakarta, I
had found myself getting much better. Hamdallah.
Ada 2 tulisan dari jalan-jalan saya ke Kalimantan Selatan, satu khusus
tentang Pasar Apung Lok Baintan dan
satunya tentang wisata di Kalsel. Tapi yang dimuat baru yang tulisan Lok
Baintan, doain ya yang Kalsel juga bisa segera dimuat :)
Nah, tentang Dayak Pampang, saya ke sana saat libur Tahun Baru. Jadi, kalau
bekerja roster di site tambang di tempat saya, selain hak mengambil off 1 hari
setiap 14 hari sekali, saat masih bertugas di site karyawan juga dapat libur
saat Idul Fitri (2 hari), Idul Adha (1 hari), Hari Kemerdekaan 17 Agustus (1
hari), dan Libur Tahun Baru (1 hari).
Di luar hari-hari itu, jika masih bertugas di site, ya masuk kerja terus.
Every day is Monday J
Back to the topic.
Pertama kali dengar Desa Budaya Pampang saat saya bertemu staf kelurahan
Kampung Pendingin, Sangasanga saat tugas. Sambil mencari data mereka cerita
tentang Desa Budaya Pampang. Tertarik, saya lalu browsing-browsing tentang desa
budaya tersebut.
Desa Pampang relative mudah dijangkau dari Samarinda atau Sangasanga,
lokasi site saya saat itu. Dari Samarinda sekitar 1 jam-an.
Baiknya jika ingin ke Desa Pampang, sebaiknya hari Minggu saja saat ada
pertunjukkan seni dan tari. Di luar hari Minggu, desa ini relatif sepi.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat di Pampang, jangan sembarangan
mengajak orang tua atau anak-anak di sana berfoto. Pastikan dulu mereka meminta
bayaran atau tidak, dan jika minta bayaran deal di awal. Banyak cerita jika
cukup banyak pengunjung yang merasa seperti dipalak saat berfoto di Pampang.
Nah seperti apa cerita di Pasar Apung Lok Baintan, Kalsel dan Dayak Kenyak
di Desa Pampang, nanti saya posting di tulisan berikut.*btw, entah ini tulisan keberapa saya nulis mau posting tulisan yang dimuat, tapi belum jadi-jadi, hihi.. Maapkeun, terganjal kesibukan #haiyah, belagu :p
Post a Comment