Ada Pelangi di Langit Sanga-Sanga

Usai hujan deras seharian, tiba-tiba muncul pelangi sore ini.
Bentuk pelanginya cantik, tidak melengkung seperti yang biasa saya lihat namun memanjang dari atas ke bawah. Dan terlihat jelas karena terbentang persis di depan lahan kosong.
Sayang warna-nya tak begitu jelas terlihat, motretnya via handphone :)
Baru juga saya tinggal sebentar untuk wudhu, eh pelanginya sudah menghilang saat saya kembali.
Lenyap, tak berbekas.
Untunglah sudah sempat saya potret sebelumnya.
Lamanya pelangi memang tidak sepadan dengan hujan yang turun. Tapi tak apalah, indahnya pelangi seakan menjadi obat penawar buat jalanan yang dipenuhi lumpur akibat derasnya hujan. 

Life is a Journey, Meet It!

I have ever been asked by someone at the airport:
Why do you love your job though it makes your skin darker day by day, while other girls are very eager to do anything to make their skin whiter?
I replied him:
Life is too beautiful to be left behind the desk, that's the reason why.
--------
Hampir setiap hari saya ke lapangan, lebih tepatnya berkunjung dan berinteraksi dengan masyarakat lokal di desa-desa sekitar lokasi site perusahaan saya di Kalimantan Timur. Berpanas-panasan di bawah sinar matahari yang panasnya begitu aduhai membakar kulit.
Hitam, sudah pasti. Tiap saya pulang cuti, komentar dari teman-teman saya, entah teman di kantor, kuliah, masa kecil, les, dsb selalu saja sama: tambah hitam. 
Kalau kulit hitam karena terbakar matahari, nanti masih bisa dibalikin sesuai warna kulit asli sebelumnya. Tapi pengalaman dan kesempatan yang saya dapatkan saat ini? Tidak semua orang mendapatkannya.
Itulah kenapa saya nggak terlalu peduli kalau sekarang menjadi tambah hitam, meski beberapa merk sunblock baik untuk muka maupun badan selalu ada di tas saya :D.
Pekerjaan saya bukanlah sebuah pekerjaan jalan-jalan, ada tanggung jawab besar yang saya emban di situ. Namun dari pekerjaanlah saya mendapatkan banyak kesempatan untuk bisa melihat, mendengar dan tentunya memotret berbagai pemandangan menarik yang tidak akan pernah saya lihat jika saya bekerja di belakang meja.
Seperti rumah lamin, rumah khas suku Dayak yang selama ini hanya saya lihat dari gambar.

Kunjungan ke rumah lamin ini sama sekali tidak direncanakan. Usai menyelesaikan agenda saya di kecamatan Jempang, saya dilewatkan jalan pulang yang melalui Rumah Lamin di Kampung Mancong, Kutai Barat oleh seorang rekan. Tidak cuma melewati, tapi saya juga diajak turun dan masuk ke dalam rumah Lamin.
Di hari lain, salah satu kampung yang menjadi agenda kunjungan saya ternyata memiliki keunikan tersendiri. Seluruh infrastrukturnya terbuat dari kayu ulin. Tanjung Laong di Kecamatan Muara Pahu, Kutai Barat, itu nama tempatnya.

Satu waktu, saat tengah berbincang-bincang dengan seorang warga dari Kelurahan Jawa, Kec. Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, beliau menunjukkan jika di pekarangan rumahnya ada ‘Batu Pertama Kedaulatan RIS’, yang belum pernah saya lihat dari buku sejarah cetakan penerbit manapun dari sejak jaman saya SD hingga tamat kuliah!.

Dari Bapak itu juga, saya mendapatkan informasi jika Sanga-Sanga merupakan sebuah kota wisata sejarah. Di kota ini, kita bisa menemukan beberapa monument perjuangan seperti Museum Perjuangan, Taman Makam Pahlawan Wadah Batuah, juga Tugu Peringatan.
Tak hanya perjalanan melalui darat, namun juga melalui akses laut. Kesempatan ini datang ketika saya harus mengadakan field survey ke sebuah wilayah yang hanya bisa dilalui dengan menggunakan boat, di kecamatan Balikpapan Barat. Dan inilah pemandangan yang saya lihat di sepanjang perjalanan menggunakan boat untuk menjangkau lokasi yang saya tuju.

Sebenarnya masih banyak lagi pengalaman lainnya yang terlalu menarik untuk saya simpan sendiri, namun akan terlalu banyak kalau semua saya tuliskan sekarang :D
Dinikmati Mir, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti yang kamu dapat.
Pesan atasan saya.
Saya memang hitam, tapi saya bahagia. Bagi saya, apa yang saya dapat saat ini rasanya tidak sebanding dengan hanya sekedar memiliki kulit putih (kata temen-temen saya lho kalau dulu saya putih :p).

Warna kulit bisa diubah, dari mulai cara instant maupun alami, namun pengalaman dan kesempatan untuk bisa mengunjungi tempat-tempat baru dan juga bertemu dengan orang-orang baru tidak diterima setiap orang. Tidak juga diterima setiap saat bagi yang sudah mendapatkannya.   

(Masih Tentang) Indahnya Belitung

Several countries have issued travel warnings not to visit Indonesia. It is now your time to make a statement that Indonesia is too beautiful to be passed.
-Tulisan di tas Mbak Tety, teman baru dari IndoNikon Trip ke Belitung-
------------------------------------
Saya tahu Belitung sejak saya kecil. Bukan hanya karena Belitung ada dalam mata pelajaran IPS waktu saya SD, tapi juga dari cerita Mama dan Nenek saya yang berasal dari Muntok, Bangka, pulau di sebelah Belitung. Namun baru itu saja yang saya tahu: Belitung, pulau di sebelah pulau kampung halaman Nenek saya.
Hingga saya membaca novel dan menonton film Laskar Pelangi, dari situlah saya mulai mendapatkan bayangan seperti apa gambaran rupa Pulau Belitung. Akhirnya, setelah sekian lama memendam keinginan untuk ke Belitung, tulisan ‘Selamat Datang di Negeri Laskar Pelangi’ seolah menjadi ucapan selamat datang begitu saya sampai Bandara Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, bersama beberapa teman dari klub foto IndoNikon.
Dari Mas Jojing, tour guide yang menjemput di Bandara, saya baru tahu jika sejak Laskar Pelangi meledak di pasaran, nama film itu lantas digunakan sebagai salah satu ikon wisata untuk Belitung.  

Tapi tak mengherankan jika Belitung kini gencar dipromosikan menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.
Begitu mobil jemputan trip IndoNikon mulai meninggalkan area bandara, sepanjang jalan yang saya lihat adalah pemadangan yang teduh dan asri. Tak berapa lama dari saat kami meninggalkan bandara, pinggiran pantai terlihat di sisi kiri jalan.
Keindahan yang saya lihat di sepanjang jalan masih belum seberapa. Perjalanan laut menuju Pulau Lengkuas dari Tanjung Kelayang yang menjadi tempat sandaran kapal merupakan sebuah amazing journey.
Air lautnya jernih banget, berwarna hijau dan sesekali kelihatan berkilauan terkena sinar matahari. Bebatuan granit tampak menjulang di tengah-tengah lautan. Saking beningnya air laut, banyak terumbu karang dapat dengan mudah dilihat dari atas permukaan air laut. Satu hal yang paling saya suka dari laut Belitung, tidak ada sampah di sepanjang laut.
Dari puncak Menara Mercusuar setinggi lebih kurang 50 meter di Pulau Lengkuas, keindahan Belitung terasa begitu nyata. Satu kata yang saya ucapkan untuk Belitung saat itu: luar biasa (eh, jadi 2 kata ya? :D). Semua yang ada di depan saya: air laut, kapal, pohon kelapa, pasir putih, dan bebatuan granit, membentuk satu kombinasi yang sangat cantik.

Sedikit gambar dari keindahan Belitung, diambil dari lantai 16-18 Menara Mercusuar P. Lengkuas
Tak hanya wisata alamnya yang memukau, Belitung juga menyuguhkan wisata kuliner yang begitu memanjakan lidah. Ikan bulan masak pedas, cumi-cumi goreng plus sambal kecap atau udang bakarnya, meminjam istilah Pak Bondan, mak nyus banget :)

Di hari terakhir trip, saya dan teman-teman diajak oleh salah satu tour guide mengunjungi pantai yang letaknya di belakang cottage tempat kita menginap di Pulau Babi. Pantainya tak kalah cantik dengan pantai di Pulau Lengkuas. Bening, dua bintang laut terlihat jelas di bawah kilauan air.


Sepasang bintang laut
Yippe, di sini juga saya tak hanya bisa melihat tapi juga memegang langsung si bintang laut :D.
 
Maaf ya narsis sedikit :)
Masih banyak lagi keindahan lain dari Belitung yang terlalu panjang jika semua saya ceritakan di sini. Tak terhitung berapa banyak spot di sana yang mengundang decak kagum.

Dan saya yakin, keindahan-keindahan seperti ini tidak hanya akan saya temukan di Belitung, tapi juga di tempat-tempat lain di seluruh negeri ini.  Itulah sebabnya saya sama sekali tidak pernah tergiur ajakan teman-teman saya untuk pergi berwisata belanja ke negeri tetangga sebelah, karena bagi saya, keindahan alam seperti ini tidak sebanding dengan sekedar wisata belanja :)

Indahnya Belitung

Welcome to the real paradise, welcome to Belitung.
Tulisan dalam spanduk yang terpasang di halaman Bandara Tanjung Pandan, Belitung.
----------------------------------
What do you call a place with:
Calm bluish seawater

Granite rocks scattered beautifully at the sea

A 50 meter tall old lighthouse

Coconut trees along the beach

Several beautiful islands will be passed in your way to reach your destination island

A beach with white sands


Gulls flying over the beach


Beautiful Starfish

Stunning Sunset


And I, totally agreed with the words written on the banner :)